By Winda Qirana
Kata-kata itu keluar dari mulut anakku yang justru mengalami
keterlambatan berbicara. Ia baru bisa berbicara di usia 3 tahun. Saat ini
usianya 5 tahun 9 bulan, dan sekarang justru ia selalu mengatakan yang dia
rasakan dan yang ada di pikirannya tanpa pertimbangan apapun. Ia mengatakan
dengan bahasanya sendiri. Dan kata-kata “Aku Gak Suka Ibu Pake BB” keluar
setiap kali ia menginginkan sesuatu dan aku menundanya karena sedang tanggung
membalas bbm seorang kawan. Awalnya kata-kata itu tak terlalu aku tanggapi
serius karena kadang-kadang emang aku sedang asyik dengan kehidupan sosialku melalui
bbm. Tetapi begitu dia meminta aku untuk
menyimpan bb dan kemudian mendengarkan permi ntaannya sejenak aku berpikir
mungkin anakku memang merasa bb telah mencuri perhatian aku untuknya. Secara anakku
yang kedua ini memang selalu menginginkan perhatian penuh dariku karena ketika
ia berumur 11 bulan aku mengandung adiknya. Sehingga sampai saat ini dialah
yang selalu berusaha merebut perhatian aku dengan segala tingkah laku dan
perkataannya.
Virus ketidaksukaannya pada bb pun dia sebarkan pada kakak
dan adiknya dengan membuat sebuah lagu yang mengejek aku dengan sebutan “Si
Tukang BB-an”….OMG memang sudah sebegitu menyebalkannya bb buat anak-anakku. Kemudian
aku bertanya pada anakku kenapa dia membenci bb, dengan segala kepolosan dan
kesederhanaannya dia mengatakan “soalnya kalo ibu pake bb kalo aa (panggilan
untuk anakku yang kedua) mau makan susah, hani (anakku yang ketiga) mau susu
juga susah, ibu suka bilang tunggu..tunggu…bb-aaan teruuus”. Hehehe..jadi malu
aku di skak mat sama anakku sendiri. Sejak saat itu aku berusaha untuk
mengurangi intensitas aku untuk bbm-an. Dan ternyata gak semudah yang aku
perkirakan, bbm-an memang udah jadi kebiasaan dan bagian hidup aku. Maka protes
anak-anakku terus berlanjut setiap kali aku bbm-an.
Protes anakku menggiring aku untuk
berpikir ulang seberapa penting bb buat aku. Bisnis melalui bb ternyata kurang
berprospek buat aku, curhat ? ah sebenarnya aq punya tempat curhat yang paling
bener deh yaitu ibuku karena aku tinggal bersamanya, dan beliau adalah
pendengarku paling setia, dan hei suamiku pun tempat curhat yang luar biasa,
dia bisa menanggapi semua masalah dengan santai…terlalu santai malah..gapapalah
cucok buat aku yang suka terlalu serius…hihi. Apalagi ya? hmm update
berita-berita terkini? Hehe jujur nih sejak pakai bb aku justru jarang liat
berita di tv ato baca-baca situs berita di internet. Browsing di bb malah bikin
bête sih lemoot. Kayaknya gak akan jadi disaster deh kalo aku berhenti pakai
bb. Apalagi kalau ingat sebelum pakai bb perhatian aku sama anak-anak full
banget deh, kalau mereka sedang bercerita aku pasti melihat mata mereka dan
ekspresi wajah mereka yang lucu-lucu…ya Allaaah..I miss that moment. Sejak
pakai bb setiap kali mereka cerita, aq cuma mengandalkan satu panca inderaku
yaitu telinga, sedangkan mataku di layar bb..hadeh paraaah. Tapi sempat
terlintas juga pemikiran kalau aku ketinggalan berita tentang acara atau moment
yang direncanakan teman-teman atau saudara-saudaraku gimana yaa??hehehe…cari-cari
alasan aja nih kayaknya biar bisa tetep pakai bb…aah sebelum punya bb aja aku
gak pernah ketinggalan berita itu. Banyak sahabat atau saudaraku yang setia sms
aku atau ngirim inbox d FB aku. So akhirnya sampailah aku pada keputusan Stop
BBM…hehehe…say goodbye sama bb aku, good bye my 300052B1…you give me so much
things to learn…hahaha lebay…
Banyak jutaan ibu-ibu muda yang pakai bb buat bisnis atau
sekedar buat media sosial mereka tetapi berhasil membagi waktunya sebaik
mungkin tanpa membuat anaknya merasa tercuri perhatiannya gara-gara bbm, salutlah
buat mereka…tapi sayangnya aku bukan salah satunya, bb dan bbm sudah begitu
menyita perhatian aku sampai anak-anakku cemburu. Maka ketika bbm telah
mengurangi waktu berkualitas aku bersama anak-anakku, dan ketika bb lebih
banyak aku sentuh daripada Kalamullah, juga ketika aku lebih mementingkan
update status daripada mengadu kepada Sang Maha Mendengar untuk mengeluhkan
perasaan dan permasalahan hidupku…maka saat inilah aku memutuskan stop being a
user of blackberry. Mungkin ada jalan lain yang lebih baik untuk aku bisa
bersosialiasi dan berinteraksi dengan
teman-teman juga saudara-saudaraku tetapi tidak mengurangi jatah perhatianku
buat anak-anakku, tidak mengurangi waktu aku untuk berdiskusi dengan suami dan
ibuku, dan yang paling utama tidak mengikis waktuku untuk berdekatan dengan
Allah. Wallahu a’lam bishawwab.
Thanks to my fabulous miracles…anak-anakku tukang protes
sejatiku…love you all so much…
2 komentar:
postingan tentang aku gak suka pakai BB... Sangat menarik untuk dibaca, Saya suka mengunjungi blog ini.
thanks yaa
Post a Comment