Oleh : Suyono A Mubarok
''Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia mohon ampun kepada Allah, niscaya dia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS An-Nisaa' [4]:110).
Ayat tersebut menegaskan bahwa siapa pun orangnya yang sungguh-sungguh mohon ampun dengan beristighfar kepada Allah atas kejahatan atau kezalimannya, maka dosanya akan diampuni.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadisnya, ''Hai sekalian manusia, bertobatlah kalian kepada Allah dan beristighfarlah (mohon ampun) kepada-Nya, maka sungguh aku bertobat mohon ampun kepada Allah tiap hari seratus kali." (HR Muslim).
Namun, tidak sedikit orang yang mempermainkan istighfar. Istighfar hanya terucap lewat bibir. Seseorang mungkin mampu melantunkan istighfar sampai puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali. Tapi, hatinya tidak menyelami hakikat istighfar yang sesungguhnya. Ia tak menyadari apa yang harus diperbuat ketika ia beristighfar kepada Allah SWT.
Merujuk pada pendapat Ali bin Abi Thalib, istighfar adalah nama yang berlaku pada enam makna. Pertama, istighfar harus dibarengi penyesalan atas dosa-dosa yang telah lalu. Kedua, seseorang harus bertekad tidak kembali berbuat dosa selamanya.
Ketiga, mengembalikan hak orang lain yang telah diambilnya (tanpa hak) hingga dia berjumpa dengan Allah terlepas dari tuntutan orang lain. Keempat, hendaklah seseorang memerhatikan kewajiban-kewajiban yang pernah disia-siakan agar segera dipenuhinya. Kelima, seseorang harus memerhatikan daging di tubuhnya dari hasil yang haram, agar dia menyesali dengan kesedihan sampai tubuhnya kurus kering, hingga tumbuh daging baru dari hasil yang halal. Keenam, seseorang harus merasakan sakitnya ketaatan, seperti dia merasakan manisnya kemaksiatan. Maka, ketika itu seseorang layak mengucapkan, ''Astaghfirullah.''
''Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui.'' (QS Ali Imran [3]:135).
Bila, lantunan istighfar sejalan dengan hati dan sesuai dengan hakikatnya, maka akan membuahkan banyak keutamaan. Keutamaan di dunia di antaranya diberi kenikmatan yang baik dan terus-menerus.
0 komentar:
Post a Comment