Menu Utama

Thursday, March 31, 2011

Susahnya Orang Miskin yang Sakit.......

Orang miskin dan hampir miskin zaman sekarang memang kayaknya harus sehat terus yaa, ga boleh sakit deh karena biaya pengobatan itu muahaal banget. Pemerintah mungkin telah berupaya untuk meringankan dengan mengadakan jamkesmas, tapi itu syaratnya banyak banget, berbelit dan prosesnya ga gampang juga. Seorang tetangga yang kurang mampu menderita batu ginjal hingga ia perlu dioperasi. Karena keterbatasan biaya ia tidak sanggup untuk menjalani operasi. Akhirnya ia mencoba berbagai alternatif. Ada beberapa batu yang keluar dengan alternatif, tapi ia tetap merasakan sakit. Kembalilah ia menjalani pengobatan medis, dan hasilnya rekomendasi dokter tetap mengharuskan ia menjalani operasi.


Berobat ke rumah sakit umum pemerintah memang dibutuhkan kesabaran, untuk menjalani USG tunggu dua hari, untuk pemeriksaan lainnya tunggu beberapa hari...daaan akhirnya diitung-itung untuk menjalani operasi tunggu satu bulan!!Ya Allah...jadi pasien harus merasakan sakit selama satu bulan sebelum menjalani operasi?Sudah berapa kali pingsan dong. Jenis kesabaran tingkat tinggi nih yang harus ditanggung orang kurang mampu yang lagi sakit.
Sebenarnya upaya pemerintah untuk menggulirkan program jamkesmas diharapkan akan membantu masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan.Berikut kutipan pengertian jamkesmas
dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Jamkesmas ( akronim dari Jaminan Kesehatan Masyarakat ) adalah sebuah program asuransi kesehatan untuk warga Indonesia.Program ini dijalankan oleh Departemen Kesehatan sejak 2004.
Pada tahun 2009 program ini mendanai biaya kesehatan untuk 76,4 juta penduduk. Jumlah ini termasuk sekitar 2,650 juta anak terlantar, penghuni panti jompo, tunawisma dan penduduk yang tidak memiliki kartu tanda penduduk.
Pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, merupakan dorongan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan keharusan mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan status kesehatan penduduk miskin. Apalagi, memasuki era globalisasi ini, untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara dituntut daya saing yang memerlukan sumberdaya manusia dengan kuantitas dan kualitas tinggi. Jadi pada dasarnya penyelenggaraan jamkesmas ini selain diharapkan meningkatkan status kesehatan masyarakat miskin juga mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia Indonesia. Hal ini didukung dengan hasil studi menunjukan bahwa kesehatan penduduk yang baik, pertumbuhan ekonomi akan baik pula dengan demikian upaya mengatasi kemiskinan akan lebih berhasil.
Selain itu Jamkesmas bertujuan meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Secara khusus program ini bertujuan :

a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
Sumber : http://www.ppjk.depkes.go.id
Dengan konsep dan tujuannya yang baik tersebut sebaiknya upaya-upaya pelayanan kesehatan penduduk miskin lebih dioptimalkan. Jamkesmas ini memerlukan penyelesaian menyeluruh dan perlu disusun strategi serta tindak pelaksanaan pelayanan kesehatan yang lebih peduli terhadap penduduk miskin. Jangan sampai ada kasus penduduk miskin yang ditolak lagi oleh rumah sakit dengan alasan-alasan prosedural yang rumit. Sungguh miris jika melihat semakin banyaknya mobil-mobil mewah lalu lalang, semakin banyaknya perumahan-perumahan elit di kota-kota besar tetapi di sekitar kita banyak penduduk miskin yang untuk memperoleh haknya akan pelayanan kesehatan saja begitu sulit, bahkan ketika jamkesmas telah didapat pun pelayanan kesehatannya tidak maksimal. Seperti sang tetangga yang harus menahan sakit selama satu bulan untuk operasi batu ginjal...semoga kelak tak akan ada lagi cerita sulitnya orang miskin kalau sakit.... 








Related Post:

0 komentar:

Post a Comment