Menu Utama

Wednesday, November 27, 2013

Kamulah Pialaku Anakku

Sepulang dari acara pentas akhir tahun sekolah anak sulungku Qisthi menangis. Ia kecewa pada dirinya sendiri. Ia sedih karena ngga bisa membanggakan orangtua, menjadi juara kelas dan naik ke panggung menerima hadiah, piagam dan piala seperti teman-temannya yang meraih ranking 1 sampai 3. Subhanallah anakku...hati ibu teriris melihatnya, bukan karena dirimu tidak menjadi juara, tetapi ibu terharu dengan niat tulusmu ingin membahagiakan ibu & bapak. Tetapi di sisi lain ibu juga sedih, mungkin ada yang salah dengan sikap ibu dalam mendorongmu belajar selama ini, karena ternyata semua usahamu untuk belajar meraih nilai yang baik ditujukan untuk ibu dan bapak. Sayangku..maafkan ibu, tapi kamu harus tau bahwa hadirnya kamu dan adik-adikmu adalah kebanggaan ibu, kalianlah sumber kebahagiaan dan kekuatan yang Allah anugerahkan untuk ibu.
Tangis pertamamu ke dunia adalah kebahagiaan ibu yang sulit ibu gambarkan dengan kata-kata. Semakin besar engkau pun tumbuh jadi putri yang taat, kuatnya tekadmu untuk menjadi muslimah dengan berhijab di umurmu yang baru 8 tahun sudah menjadi kebahagiaan buat ibu, semoga istiqomah ya nak dan jadilah uswatun hasanah buat adik-adikmu. Tak perlu menjadi juara kelas, tak perlu berpuluh-puluh piala untuk membuat ibu dan bapak bangga padamu nak, cukup menjadi anak-anak shalih, menjadi hamba Allah yang taat dan istiqomah maka kamu dan dan adik-adikmu kelak akan menjadi piala dan penyelamat ibu dan bapak di akhirat.
Cinta dan sayang ibu bapak senantiasa tercurah untukmu my precious...



Related Post:

0 komentar:

Post a Comment